Ikan gabus (Ophiocephalus striatus) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai kandungan albumin cukup tinggi. Albumin sangat diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka. Belakang ini, albumin dari ikan gabus banyak diminati oleh masyarakat sebagai sumber alternatif pengganti Human Serum Albumin (HSA) yang harganya sangat mahal.
Ikan Gabus |
Kemampuan ekstrak albumin dari ikan gabus telah terbukti dapat menggantikan serum albumin impor tersebut. Namun albumin merupakan jenis protein yang mudah rusak oleh panas. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan mutu dari serbuk albumin adalah dengan perlakuan suhu pengeringan vakum.
Albumin adalah protein yang dapat larut air serta dapat terkoagulasi oleh panas dimana terdapat dalam serum darah dan bagian putih telur (Poedjiaji, 1994). Dalam plasma manusia, albumin merupakan protein terbanyak (4,5 g/dl) yaitu sekitar 60% dari total plasma (Murray et al., 1993). Peranan albumin dalam tubuh sangat besar, oleh karena itu diperlukan cara untuk memenuhi kebutuhan albumin dalam tubuh terutama untuk pasien pasca operasi. Salah satu cara yaitu dengan pemberian Human Serum Albumin (HSA), namun harganya yang sangat mahal mencapai Rp. 1,3 juta per 10 mililiter (Aqua, 2002).
"Sehingga diperlukan sumber albumin alternatif yang lebih murah namun mempunyai aspek klinis yang sama. Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti HSA adalah ikan gabus".
Akhir-akhir ini, ikan gabus mendapat perhatian dari masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan, dimana menurut Sediaoetama (2000), ikan gabus mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sebesar 25,2%. Ikan gabus juga mengandung albumin yang tidak dimiliki oleh ikan lainnya seperti ikan lele, ikan gurami, ikan nila, ikan mas dan sebagainya.
"Menurut Suprayitno et al., (2008), kandungan asam amino esensial dan asam amino nonesensial pada ikan gabus memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari albumin telur. Ikan gabus mempunyai kandungan albumin sebesar 62,24 g/kg (6,22%). Ekstrak albumin ikan gabus biasanya dikonsumsi dalam bentuk cair dan berbau amis sehingga tidak semua orang suka".
Untuk itu diperlukan alternatif lain yaitu dengan cara diproses menggunakan metode pengeringan sehingga dihasilkan albumin dalam bentuk serbuk yang nantinya diharapkan mampu diterima oleh semua orang. Albumin merupakan protein yang mudah rusak oleh panas. Oleh karena itu, dalam proses pengeringannya menggunakan pengering vakum. Dalam proses pengeringan serbuk albumin, suhu pengeringan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas yang dihasilkan.
http://thpi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/thpi/article/view/1/1
http://hidayatraffa-corp.blogspot.co.id/2015/12/manfaat-ikan-gabus-yang-dahsyat-dan.html