Stevia memiliki beberapa keunggulan antara lain tingkat
kemanisannya yang mencapai 200-300 kali kemanisan tebu serta rendah
kalori sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas.
Selain itu, stevia juga bersifat non-karsinogenik. Zat pemanis dalam
stevia yaitu steviosida dan rebaudiosida tidak dapat difermentasikan
oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam. Asam ini yang apabila menempel
pada email gigi dapat menyebabkan gigi berlubang. Oleh karena itu,
stevia tidak menyebabkan gangguan pada gigi.
Stevia bukan hanya tentang Kalori, Meskipun ekstrak daun stevia adalah pengganti gula yang dapat berkontribusi dalam manajemen kalori dan kontrol berat badan, juga dapat meningkatkan aspek lain dari kesehatan manusia. Efektivitas dan keamanan ekstrak daun stevia terus diteliti dan dievaluasi.
Hasil: Ekstrak daun dari ramuan Stevia rebaudiana Bertoni ("stevia") adalah alami, manis, substansi noncaloric dan tidak menghasilkan efek samping yang tidak sehat. Selain itu, masuknya ekstrak daun stevia dalam makanan telah dikaitkan dengan antihyperglycemic, insulinotropic, glukagon statis, hipotensi, antikariogenik, antivirus, antimikroba, anti-inflamasi, imunostimulan dan tanggapan kemopreventif.
Kesimpulan: ekstrak daun Stevia dan fitonutrien konstituen menunjukkan keseimbangan kalori dan dapat dikatakan merupakan salah satu dari gaya hidup diet yang sehat.
Sejarah Stevia
Genus Stevia terdiri dari 240 spesies adalah merupakan tanaman asli
Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Meksiko, dengan beberapa spesies
ditemukan terjauh di Arizona Utara, New Mexico, dan Texas .
Stevia pertama kali diteliti oleh ahli botani dan dokter Spanyol
Petrus Jacobus Stevus (Pedro Jaime Esteve) yang kemudian nama
belakangnya dipergunakan untuk menjadi sebutan tanaman tersebut yaitu
Stevia . Manusia pertama yang menggunakan Stevia rebaudiana berasal dari
Amerika Selatan.
Daun tanaman stevia memiliki kemanisan 30-45 kali
sukrosa (gula meja biasa). Stevia dapat dipergunakan dalam keadaan
segar, atau dimasukkan ke dalam teh dan makanan.
Tanaman Stevia digunakan secara luas oleh suku Indian Guaraní sejak
lebih dari 1.500 tahun yang lalu. Selama berabad-abad, masyarakat
Guaraní Paraguay menggunakan stevia, yang mereka sebut ka’a he’ê (ramuan
manis), sebagai pemanis dalam ranuan minuman yerba mate dan teh obat
kardiotonik. Dan di Paraguay dan Brasil tanaman stevia memiliki sejarah
yang panjang untuk pengobatan tradisional selama ratusan tahun, untuk
mempermanis teh lokal, obat-obatan dan sebagai pemanis.
Pada tahun 1899, ahli botani Swiss Moisés Santiago Bertoni, selama
penelitiannya di bagian timur Paraguay pertama kali menjelaskan
deskripsi tanaman dan rasa manis stevia secara rinci. Kemudian pada
1931, dua kimiawan Perancis mengisolasi glikosida yang memberikan rasa
manis dari daun stevia . Senyawa ini diberi nama stevioside dan
rebaudioside, yang memiliki kemanisan 250-300 kali sukrosa (gula pasir),
tahan panas, pH yang stabil, dan tidak mengalami fermentasi .
Pada awal 1970-an, Jepang mulai melakukan budidaya stevia sebagai
alternatif pengganti untuk pemanis buatan seperti siklamat dan sakarin,
yang dicurigai bersifat karsinogen yaitu menimbulkan pertumbuhan kanker.
Daun tanaman stevia, air dari ekstrak daun, dan steviosides murni
dipergunakan sebagai pemanis. Sejak perusahaan Morita Kagaku Kogyo Co,
Ltd menghasilkan pemanis stevia komersial pertama di Jepang pada tahun
1971. Negara ini telah menggunakan stevia dalam produk makanan, minuman
ringan (termasuk Coca Cola), dan pengganti gula pasir. Jepang saat ini
mengkonsumsi stevia paling besar dibandingkan dengan negara lain, dan
stevia merupakan pemasok 40% dari seluruh pasar pemanis di Jepang.
Saat ini, Stevia dibudidayakan dan digunakan dalam makanan di tempat
lain seperti di Asia timur, termasuk di Cina (sejak 1984), Korea,
Taiwan, Thailand, dan Malaysia serta di beberapa bagian Amerika Selatan
(Brasil, Kolombia, Peru, Paraguay, dan Uruguay), dan di Israel.
Mengenal Stevia Sebagai Sumber Pemanis
Masyarakat di Indonesia umumnya hanya mengenal tebu dan nira
kelapa/aren/siwalan sebagai tanaman penghasil gula, padahal ada tanaman
lain yang dimanfaatkan sebagai pemanis yakni Stevia.
Stevia memang lebih populer di wilayah asalnya, Amerika
Selatan, dan juga di Asia Timur seperti Jepang, China dan Korea Selatan.
Di Paraguay, suku Indian Guarani telah menggunakan stevia sebagai pemanis sejak ratusan tahun lalu.
|
Daun Stevia dan Produk Stevia |
Ada sekitar 200 jenis stevia di Amerika Selatan, tetapi hanya Stevia rebaudiana yang digunakan sebagai pemanis. Tahun 70-an, stevia telah banyak digunakan secara luas sebagai pengganti gula. Di Jepang, 5,6% gula yang dipasarkan adalahstevia atau yang dikenal dengan nama sutebia. Stevia digunakan sebagai pengganti pemanis buatan seperti aspartam dan sakarin.
Stevia memiliki beberapa keunggulan antara lain tingkat
kemanisannya yang mencapai 200-300 kali kemanisan tebu serta rendah
kalori sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas.
Selain itu, stevia juga bersifat non-karsinogenik. Zat pemanis dalam
stevia yaitu steviosida dan rebaudiosida tidak dapat difermentasikan
oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam. Asam ini yang apabila menempel
pada email gigi dapat menyebabkan gigi berlubang. Oleh karena itu,
stevia tidak menyebabkan gangguan pada gigi.
Stevia adalah tanaman perdu yang tumbuh pada tempat dengan ketinggian
500-1000 m di atas permukaan laut, di dataran rendah stevia akan cepat
berbunga dan mudah mati apabila sering dipanen. Suhu yang cocok berkisar
antara 14-270C dan cukup mendapat sinar matahari sepanjang hari.
Terdapat beberapa cara untuk memperbanyak stevia, yaitu dengan
mengecambahkan biji stevia, stek batang, pemisahan rumpun ataupun dengan
kultur jaringan.
Bagian tanaman stevia yang digunakan sebagai pemanis adalah daunnya.
Daun stevia dapat langsung digunakan sebagai pemanis. Cara untuk
memanfaatkannya yaitu dengan dikeringkan. Proses pengeringan tidak
memerlukan panas yang tinggi. Untuk skala rumah tangga, cukup dengan
mengeringkannya di bawah sinar matahari selama kurang lebih 12 jam,
mengeringkannya lebih dari itu akan menurunkan kadar steviosidanya. Atau
dengan mengeringkan daun stevia di dalam microwave selama 2 menit,
kemudian diserbukkan. Serbuk ini dapat langsung dikonsumsi sebagai
pemanis makanan. Pemanis stevia juga dapat dikonsumsi dalam bentuk cair,
yakni dengan merendamnya selama 24 jam kemudian disimpan di dalam
kulkas. Perbandingan air dengan stevianya 1 : 4.
Yang harus tetap diperhatikan adalah faktor keamanannya. Jangan
menggunakan stevia secara langsung apabila daun terpapar pestisida atau
bahan kimia lain yang berbahaya bagi kesehatan.
Stevia atau Stevia rebaudianaBertoni merupakan tanaman dari famili Asteraceae (Compositae)
yang berasal dari Paraguay. Tanaman ini berbentuk perdu dengan tinggi
60 – 90 cm, bercabang banyak, berdaun tebal dan berbentuk lonjong
memanjang, batang kecil ramping dan berbulu, mempunyai sistem perakaran
halus yang berada dekat dengan permukaan tanah dan perakaran tebal,
rapat dan kasar tumbuh menembus ke dalam tanah.
Beberapa hasil studi menyatakan bahwa tingkat kemanisan gula stevia
lebih tinggi 300 kali daripada gula tebu, bersifat tidak karsinogenik
dan rendah kalori, sehingga cocok untuk penderita diabetes melitus dan
obesitas. Keunggulan tingkat kemanisan gula stevia tersebut berasal dari
senyawa kimia penyusunnya dan komposisi kandungan penyusun terbesar
adalah steviosida danrebaudiosida-A.
Stevia mendapatkan sertifikat GRAS (Generally Recognized as Safe – “tidak keberatan”) dari Badan POM Amerika Serikat (Food and Drug Administration –
FDA) pada Desember 2008 untuk digunakan sebagai pemanis alami nol
kalori untuk produk makanan dan minuman. Dengan adanya hal tersebut akan
lebih memperluas pasar ekspor bagi para negara produsen stevia, seperti
negara-negara di Amerika Selatan, Jepang, Cina dan Korea Selatan serta
negara-negara lain di Asia.
Di Indonesia sendiri, penelitian untuk kemungkinan
pengembangan stevia di Indonesia dilakukan sejak tahun 1984 oleh BPP
(sekarang Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia) dan
menghasilkan antara lain bibit unggul klon BPP 72. Daun Stevia klon BPP
72 mempunyai kandungan steviosida 10-12 % dan rebaudiosida 2-3 % (Suara
Media, 2010). Identifikasi klon unggul stevia didasarkan pada beberapa
kriteria antara lain produksi daun yang tinggi yaitu 3 – 5 ton/ha,
pembungaan yang lambat, pertumbuhan yang baik, dan kandungan pemanis
yang tinggi yaitu antara 11,5 – 16,7 % (Rukmana, 2003).
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman stevia dipengaruhi olehpanjang hari dan stevia termasuk longday plant, oleh sebab itu tanaman ini akan cepat berbunga dan berbuah jika mendapatkan panjang hari < 12 jam. Dalam kondisi hari pendek (optimum
12 jam), tanaman mulai berbunga pada umur 60 hari setelah tanam.
Tanaman keprasan (ratoon) akan berbunga 40 hari setelah dikepras. Dengan
demikian periode pertumbuhan vegetatif tanaman keprasan lebih singkat
20 hari daripada tanaman semaian. Hari panjang mengakibatkan
pertambahan ruas, luas daun, bobot kering daun, dan meningkatkan
kandungan gula mudah larut, protein, dan steviosida.
Di Indonesia, stevia ditanam pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl dengan
suhu lingkungan 20°C – 24°C. Curah hujan setahun rata-rata 1.400 mm
dengan 2-3 bulan kering. Stevia tumbuh baik pada tanah podsol, latosol, dan andosol.
Tanaman stevia menghendaki kelembapan tanah cukup tinggi dan memiliki
toleransi tinggi terhadap tanah basah. Di daerah tropis, tanaman ini
dapat ditanam sepanjang tahun. Sehingga jumlah gula stevia setahun akan
dapat mengungguli gula stevia dari daerah-daerah sub-tropis yang hanya
ditanam sekali setahun.
Perbanyakan benih stevia dapat dilakukan dengan biji, stek
pucuk/batang, atau dengan kultur jaringan. Biji tanaman stevia berbentuk
jarum dan berwarna putih kotor. Perbanyakan menggunakan biji jarang
dilakukan karena tingkat keberhasilannya sangat rendah dan pertanaman
tidak seragam. Stevia yang pernah ditanam di Indonesia berasal dari
Jepang, Korea dan China. Bahan tanaman tersebut berasal dari biji
sehingga pertumbuhan tanaman stevia di lapang sangat beragam.
Perbanyakan stevia dengan stek dapat berupa stek pucuk maupun stek
batang. Yang perlu diperhatikan untuk bahan indukan stek adalah dipilih
tanaman yang masih muda dan sudah berkayu. Stek batang diambil dari
bagian tengah cabang primer sedangkan stek pucuk diambil dari bagian
ujung tanaman. Untuk meningkatkan jumlah tunas lateral dan jumlah daun
lebih baik menggunakan stek batang. Teknik perbanyakan dengan stek
batang dilakukan dengan cara pemasangan sungkup plastik kedap udara,
sehingga suhu dalam sungkup dan kelembapan udara mendekati 100%. Dengan
suhu dan kelembapan yang tinggi dapat memacu pertumbuhan akar. Setelah
berumur 3 – 4 minggu, stek dapat ditransplanting ke lapang (Sudiatso,
1999).
Perbanyakan stevia menggunakan teknik kultur jaringan belum banyak
literatur atau hasil yang dipublikasikan, namun secara umum perbanyakan
dengan teknik ini diperoleh tanaman yang sifatnya seragam dan jumlah
tanaman yang banyak dalam waktu yang relatif singkat serta tanaman bebas
dari hama dan penyakit.
Perkembangan stevia di Indonseia masih sangat terbatas. Dengan
potensi yang besar sebagai bahan pemanis alami, stevia layak dijadikan
sebagai komoditas unggulan dalam pengembangan agribisnis dan
agroindustri.
Masruru Kholida
PBT Ahli Pertama – Ditjen Perkebunan
http://ditjenbun.deptan.go.id/budtansim/index.php?option=com_content&view=article&id=80:teknik-perbanyakan-tanaman-stevia&catid=8:inventaris-berita&Itemid=30
Selain alami, sifat pemanis noncaloric nya, ekstrak daun stevia telah menunjukkan hasil sbb : antihipertensi, antihyperglycemic,
antioksidan, non kariogenik, chemoprotective, anti-inflamasi,
imunomodulator, dan efek antivirus terhadap kesehatan manusia [42].
Tanaman stevia (Stevia rebaudiana Bertonii M.) memiliki sistematika sebagai berikut(Hutapea, 1991):
Division : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Familia : Composite
Genus : Stevia
Spesies : Stevia rebaudiana Bertonii M.
Stevia adalah tanaman semak yang berasal dari famili Compositae.
Tingginya ± 65 cm, berbatang bulat, berbulu, beruas, bercabang banyak,
dan warnanya hijau. Daunnya tunggal berhadapan, berbentuk bulat telur,
berbunga hermaprodit, mahkota ungu berbentuk tabung dan berakar
tunggang.
Tanaman ini memiliki daya regenerasi yang kuat sehingga tahan
terhadap pemangkasan. Stevia sebagai sumber pemanis alami memiliki
prospek cerah di masa yang akan datang, mengingat pemanis sintetik
seringkali berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Bahan pemanis utama
pada stevia adalah stevioside, suatu glikosida diterpen yang sangat
manis namun hampir tidak mengandung kalori (Tirtoboma,1988).
Produk utama stevia adalah daun yang digunakan sebagai bahan baku
pembuat gula atau pemanis alami. Saat yang tepat untuk panen pertama
pada waktu kandungan stevioside maksimal yaitu tanaman telah berumur
40-60 hari, tinggi tanaman 40-60 cm, berdaun rimbun, dan menjelang
stadium berbunga. Panen dilakukan dengan cara memotong batang tanaman
stevia setinggi 10-15 cm dari permukaan tanah dengan menggunaka gunting
pangkas yang tajam (Rukmana, 2003).
Agar kadar kemanisan dapat dipertahankan daun harus segera dirempel/
dilepas dari dahannya dan dikeringkan setelah panen. Pasar ekspor
menghendaki daun yang memiliki kadar air maksimal 10% dan kandungan
kotoran maksimal 3%. Tanaman stevia sangat potensial dikembangkan
sebagai bahan baku gula (pemanis) alami pendamping gula tebu dan
pengganti gula sintetis. Kelebihan gula stevia antara lain tidak
bersifat karsinogen dan rendah kalori (Paimin, 2004).
Stevia adalah suatu sumber bahan pemanis alami yang mempunyai tingkat
kemanisan 200-300 kali lebih manis daripada gula tebu. Tanaman ini
sudah lama digunakan sebagai bahan pemanis pada makanan dan minuman
(Darmoko dan Oskari, 1984).
Stevia dapat dikembangbiakkan dengan cara generatif dan vegetatif.
Secara vegetatif umumnya diperbanyak dengan stek batang.
Perkembangbiakkan secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji.
Cara ini jarang dilakukan karena untuk mendapatkan biji cukup sulit,
waktu pertumbuhan juga lebih lama disamping kandungan stevioside tanaman
induk lebih rendah (Lutony, 1993).
Para peneliti berusaha mencari dan menemukan bahan obat baik yang
modern maupun tradisional. Kebijaksanaan Obat Nasional menyebutkan
berbagai langkah penanggulangan diperlukan agar dapat dicapai hasil yang
berdaya guna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari apakah zat
pemanis dari Stevia rebaudiana Bertonii mempunyai sifat hipoglikemik
atau tidak. Stevia rebaudiana Bertonii dapat digunakan sebagai makanan
berkalori rendah bagi penderita diabetes, orang kegemukan dan penderita
gigi berlubang (http//:digilib.ti.itb.ac.id).
Pemanis alami stevia dibuat
dari daun tanaman stevia – daun ini sangat manis dan tidak mengandung
kalori atau gula sehingga stevia adalah pilihan yang paling aman
dibandingkan pemanis buatan/sintetis lainnya.
Webmd.com menyatakan, stevia yang
mengandung stevioside telah digunakan dengan aman dalam penelitian
dalam dosis sampai 1500 mg per hari selama 2 tahun. Karena kenyataan
bahwa stevia bisa sampai 300 kali lebih manis dari gula, sehingga
kebanyakan orang bahkan tidak akan dapat mengkonsumsi 1500 mg dalam
seminggu penuh. Dibawah ini merupakan empat manfaat utama stevia:
1. Menurunkan Berat Badan
Jika Anda ingin menurunkan berat badan, Anda perlu membakar kalori lebih
dari yang Anda masukkan. Pernyataan itu masuk akal. Tapi bagaimana bisa
seseorang dengan mudah memotong pemasukan kalori berupa gula?
Jawabannya adalah Stevia.
Stevia tidak mengandung kalori dan tidak akan menaikkan gula darah.
Menjaga kadar gula darah yang stabil saja akan membuat banyak orang ke
dalam jalur badan yang sehat.
2. Aman untuk Gigi
Jika seseorang mulai menggunakan pemanis tanpa gula untuk menggantikan
gula halus dalam diet mereka, mereka mungkin melihat penurunan kerusakan
gigi. Pada tahun 1999, rata-rata orang mengkonsumsi gula 3 pon gula
setiap minggu!
Jangan berpikir bahwa Anda mengkonsumsi banyak gula? Mulailah melacak
apa yang Anda makan. Periksa label makanan untuk tambahan gula, sukrosa, atau sirup jagung dengan tinggi fruktosa. Berikut ini adalah
daftar hanya beberapa dari banyak makanan yang dikemas dengan tambahan
gula tersembunyi: saus tomat, biskuit, minuman ringan bersoda, jus
olahan, dll
Kita hanya bisa membayangkan berapa banyak gigi bisa diselamatkan
dengan mengganti semua gula yang di konsumsi dengan pilihan sehat
seperti stevia.
3. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Webmd.com menunjukkan adanya
penelitian yang menunjukkan bahwa Stevia dapat menurunkan tekanan darah
tinggi dengan menggunakan antara 750-1500 mg stevioside setiap hari.
Amanda Gardner, di CNN.com,
menyatakan bahwa para peneliti telah menghubungkan tingginya konsumsi gula lain yang tersembunyi, dengan peningkatan risiko tekanan
darah tinggi sebesar 30%. Bahkan Anda hanya perlu minum 2,5 kaleng atau
lebih soda teratur setiap hari untuk meningkatkan risiko Anda.
Jika lebih banyak orang memilih untuk menurunkan resiko mereka dengan menghilangkan soda dan menggunakan stevia sepanjang hari, mereka mungkin memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menurunkan tekanan darah mereka di masa depan.
4. Penurunan Gula Darah
Selain stevia tidak mengandung kalori sama sekali Webmd.com juga menyoroti penelitian lain mengungkapkan bahwa 1000 mg stevioside dapat mengurangi gula darah sebesar 18%.
.
Sumber Pustaka :
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010
Rukman, H. R. 2003. Budidaya Stevia, Bahan Pembuatan Pemanis Alami. Penerbit Kanisius. Jogjakarta
Suara Media. 2010. Tergiur Laba Menggoda Bisnis Tanaman Stevia Semanis Rasanya. http://www.suaramedia.com. 2 Maret 2012.
Sudiatso, S. 1999. Tanaman Bahan Baku Pemanis dan Produksi Pemanis. Fakultas Pertanian, IPB. Bogor
http://budidayastevia.wordpress.com/
Keamanan, ADI, dan Metabolisme
Studi tentang keamanan, metabolisme, dan asupan steviol
glikosida (murni) berkualitas pangan telah menunjukkan aman untuk
dikonsumsi bagi semua kalangan.
Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA)
mengadakan kajian ilmiah menyeluruh atas semua data ilmiah yang tersedia
dan menyimpulkan bahwa pemanis stevia aman untuk digunakan dalam
makanan dan minuman.
Di Amerika Serikat, pemanis stevia murni dianggap Diakui Aman Secara Umum atau GRAS (Generally Recognized As Safe).
Untuk mendapatkan kajian mendalam mengenai proses persetujuan bahan
tambahan pangan dan Diakui Aman secara Umum (GRAS) FDA Amerika Serikat.
Asupan Harian yang Disarankan (ADI – Acceptable Daily Intake)
JECFA secara permanen telah menetapkan Asupan Harian yang Disarankan (ADI – Acceptable Daily Intake)
sebesar 4 mg/kg berat badan yang dinyatakan sebagai setara steviol,
atau 12 mg/kg berat badan yang dinyatakan sebagai steviol glikosida. Ini
berarti bahwa orang berbobot 60 kg (132 pon) dapat mengkonsumsi dengan
aman sebanyak 720 mg pemanis stevia setiap hari seumur hidupnya tanpa
efek buruk apa pun pada kesehatannya.
Jumlah maksimum pemanis stevia yang digunakan di dalam produk
Coca-Cola di seluruh dunia adalah 60 mg per 250 mL sajian (~ 8,33 fl.
oz.).*
Metabolisme
Berbagai penelitian mencatat metabolisme steviol glikosida pada
manusia. Steviol glikosida diurai oleh bakteri di usus besar menjadi
steviol, kemudian diserap. Hati mengubah steviol menjadi steviol
glukuronida, yang dikeluarkan lewat air kemih Steviol glikosida tidak
diserap di usus halus,
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, kunjungilah situs The Global Stevia Institute (Lembaga Stevia Global) atau SteviaBenefits.org
*Kadar maksimum per Mei 2012. Jumlah dibulatkan ke 5 mg terdekat.
http://www.beverageinstituteindonesia.org/article/stevia-sweeteners-safety-adi-and-metabolism/
Berbagai penelitian yang mempelajari keamanan senyawa stevioside dan rebaudioside pada gula stevia menunjukkan tidak adanya efek negatif dari konsumsi senyawa-senyawa tersebut. Lembaga regulasi pangan dunia JECFA (Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additive) pun menyatakan bahwa konsumsi senyawa stevioside aman dengan batas konsumsi harian yang ditetapkan adalah hingga 5 mg/kg berat badan1,2. Bahkan, terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi senyawa stevioside hingga 1500 mg/hari ternyata aman dan tidak menyebabkan efek samping3.
1. Overview: The history, technical function and safety of rebaudioside
A, a naturally occurring steviol glycoside, for use in food and
beverages. 2008. Food and Chemical Toxicology 46: S1–S10.
2.Stevioside and related compounds: Therapeutic benefits beyond sweetness. 2009. Pharmacology & Therapeutics 121: 41–54.
3.Efficacy and Tolerability of Oral Stevioside in Patients with Mild
Essential Hypertension: A Two-Year, Randomized, Placebo-Controlled
Study. 2003. Clinical Therapeutics 25(11): 2797-2808.
Pada 17hb Disember
2008, Food and Drug Administration Amerika Syarikat (USFDA) telah
memberi kelulusan kepada Stevia diguna sebagai makanan tambahan. Sebelum
ini di atas tekanan pembuat pemanis tiruan yang menggunakan bahan
beracun Aspartame memakai jenama PalSweet dan Equal, dengan itu FDA
mencegah penggunaan Stevia melainkan hanya sebagai bahan ubatan. Copy
the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ
Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ
Copy the BEST Traders and Make Money :
http://ow.ly/KNICZ
Pada 17hb Disember
2008, Food and Drug Administration Amerika Syarikat (USFDA) telah
memberi kelulusan kepada Stevia diguna sebagai makanan tambahan. Sebelum
ini di atas tekanan pembuat pemanis tiruan yang menggunakan bahan
beracun Aspartame memakai jenama PalSweet dan Equal, dengan itu FDA
mencegah penggunaan Stevia melainkan hanya sebagai bahan ubatan.
Pembuat-pembuat minuman di Jepun, Amerika Syarikat, Australia, New
Zealand dan Negara Amerika Selatan berlumba-lumba mengeluarkan minuman
tanpa kalori menggunakan Stevia sebaik sahaja FDA memberi kelulusan
penggunaannya. Pengguna-pengguna ekstrak Stevia ialah syarikat minuman
gergasi Coca-Cola, Pepsi Cola dan Cargill dan pembuat minuman dan
makanan Jepun. Oleh sebab Stevia tidak mempunyai kalori dan tidak
berkarbohidrat ianya sangat sesuai untuk digunakan oleh mereka yang
mempunyai masalah gula dalam darah seperti pengidap diabetes dan juga
mencegah diabetes. Copy the BEST Traders and Make Money :
http://ow.ly/KNICZ
Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ
Copy the BEST Traders and Make Money :
http://ow.ly/KNICZ
Pada 17hb Disember
2008, Food and Drug Administration Amerika Syarikat (USFDA) telah
memberi kelulusan kepada Stevia diguna sebagai makanan tambahan. Sebelum
ini di atas tekanan pembuat pemanis tiruan yang menggunakan bahan
beracun Aspartame memakai jenama PalSweet dan Equal, dengan itu FDA
mencegah penggunaan Stevia melainkan hanya sebagai bahan ubatan.
Pembuat-pembuat minuman di Jepun, Amerika Syarikat, Australia, New
Zealand dan Negara Amerika Selatan berlumba-lumba mengeluarkan minuman
tanpa kalori menggunakan Stevia sebaik sahaja FDA memberi kelulusan
penggunaannya. Pengguna-pengguna ekstrak Stevia ialah syarikat minuman
gergasi Coca-Cola, Pepsi Cola dan Cargill dan pembuat minuman dan
makanan Jepun. Oleh sebab Stevia tidak mempunyai kalori dan tidak
berkarbohidrat ianya sangat sesuai untuk digunakan oleh mereka yang
mempunyai masalah gula dalam darah seperti pengidap diabetes dan juga
mencegah diabetes. Copy the BEST Traders and Make Money :
http://ow.ly/KNICZ
Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ
Copy the BEST Traders and Make Money :
http://ow.ly/KNICZ